Apakah kita harus memperhitungkan permukaan bumi sebagai bidang datar
ataukah sebagai bidang lengkung sebagaimana kenyataannya, hal ini tergantung
dari sifat dan pentingnya pengukuran yang akan dilakukan dan ketepatan yang
dikehendaki. Berhubungan dengan hal ini kita mengenal dua tipe surveying, yaitu
plane surveying dan geodetic surveying.
1.
Plane
Surveying
Yaitu suatu pengukuran dimana
permukaan bumi dianggap sebagai bidang datar atau lengkung bumi diabaikan. Tipe
ini adalah yang umum digunakan dalam pengukuran untuk luasan atau jarak yang tidak besar. Sebagai contoh:
a.
Jarak busur pada level line (arc) sepanjang 11,5
miles (17,5 km) hanya berbeda atau lebih panjang 0,05 feet (0,13 cm) disbanding
dengan jarak tali busur (chord).
b.
Jumlah sudut-sudut segitiga datar hanya berbeda
1 sekon disbanding segitiga lengkung pada luasan sebesar 75,5 miles2
= 180 km2 = 18.000 ha.
2.
Geodetic
Surveying
Yaitu suatu tipe surveying dimana
bentuk bola bumi turut diperhitungkan. Merupakan surveying yang meliputi luasan
atau jarak yang besar, misalnya untuk luasan suatu Negara dan sebagainya.
Geodetic surveying dibagi menjadi
dua, yaitu :
a.
Luasan memperhitungkan bulatan bumi adalah
sempurna
b.
Luasan memperhitungkan bulatan bumi sesuai
dengan kenyataan sebenarnya yaitu adanya kepepatan dan ketidakrataan permukaan
bumi
Sumber : Hardjoamidjojo, Soedodo. 1990. Ilmu Ukur Tanah ( Surveying ).
Bogor : Institut Pertanian Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu ditunggu ya.. :)