Dalam merencanakan suatu eksperimen hal yang pertama kali harus dilakukan adalah mendefinisikan masalah apa yang menjadi problem dari suatu kejadian atau yang menjadi problem dalam lingkungan. Dalam mendefinisikan masalah terdapat tiga tahapan yaitu melakukan analisis eror, melakukan statistik desain dan membuat suatu replika. Setelah ketiga tahap dalam mendefinisikan masalah telah dilakukan, hal yang selanjutnya dilakukan adalah memilih instrumen atau alat yang cocok digunakan untuk rencana yang telah dibuat. Ada beberapa tahap pula dalam memilih insttrumen, yang pertama adalah memilih elemen utama dalam sensing atau pendeteksian, yang kedua memasangkan alat tersebut dengan peralatan lain yang mendukung, yang ketiga memilih alat untuk output, dan yang terakhir melakukan kalibrasi.
Salah satu fase yang paling penting dalam semua pekerjaan eksperimen adalah pengertian apa yang harus dilakukan atau dalam artian mendefinisikan masalah apa yang terjadi dan langkah apa yang harus dilakukan. Ada beberapa metode yang mungkin digunakan dalam memverifikasi sebuah konsep atau pengertian. Yang paling banyak diketahui dan digunakan kebanyakan orang adalah metode scientific yang bersifat induktif. Sedangkan metode yang digunakan profesional biasanya berdasar pad sifa deduktif. Tahap yang paling penting dalam fase awal adalah untuk mengembangkan definisi konkrit atau definisi yang jelas dari masalah yang harus diselesaikan. Terdapat 3 faktor yang sangat membantu dalam mendatangkan definisi yang nantinya akan digunakan, yaitu tujuan, sumber daya dan lingkungan. Fase-fase dalam pendefinisian suatu masalah dapat dilihat dalam diagram di bawah ini.
Dalam percobaan atau penelitian, kesalahan atau eror dalam pengukuran dan pengamatan biasanya terjadi dalam pengambilan data. Kesalahan atau eror biasanya diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu kesalahan acak dan kesalahan sistematis. Kesalahan sistematis biasanya terkait dengan ketidaksempurnaan dan ketidaksesuaian alat atau konndisi eksperimen lainnya yang berpengaruh pada ketepatan dari pengukuran. Ketepatan atau akurasi adalah seberapa dekat pengukuran yang dilakukan dengan hasil yang sebenarnya. Selain itu kesalahan sistematis juga terkait dengan teknik dan cara yang dilakukan dalam eksperimen. Apakan teknik atau cara pengambilan data sudah sesuai prosedur atau belum. Kecereobohan dalam membaca alat, mencatat data dan mengabaikan prosedur spesifik dapat menyebabkan variabilitas meningkat dan menurunkan ketelitian dari pengukuran. Ketelitian adalah seberapa dekat hasil dari pengukuran satu dengan pengukuran lainnya.
Kesalahan acak biasanya terkait dengan variabilitas alami dimana peneliti tidak bisa mengontrolnya. Hal itu terjadi karena variasi alami diantara satuan yang diukur, fluktuasi dalam lingkungan dan ketidakmampuan meniru perlakuan kondisi yang sebenarnya. Dalam studi yang dilakukan, kesalahan acak ini biasanya kecil dan diasumsikan tidak tergantung dan tidak terdistribusi dengan normal. Teori staistika terkait dengan pengambilan keputusan menggunakan analisis kesalahan dengan kesalahan eksperimen acak.