Selasa, 06 November 2012

Sulfur Dioksida (SO2)

Salah satu parameter pencemaran udara di lingkungan adalah konsentrasi sulfur dioksida yang terdapat di udara. Sulfur oksida (SO2) bersifat tidak berwarna, berbau sangat tajam, tidak meledak dan tidak terbakar, serta dapat menyebabkan iritasi. Pencemaran sulfur oksida biasanya berasal dari letusan gunung berapi, proses-proses industri, proses-proses pembakaran batu bara. Selain itu senyawa ini juga bisa dihasilkan dari oksidasi pembakaran belerang yang terkandung dalam bijih logam yang diproses pada industry pertambangan.
Pada konsentrasi yang relative rendah pun sulfur dioksida ini dapat mengganggu system pernafasan dan sitem peredaran darah (kardiovaskular). Selain itu dampak tidak langsung yang dihasilkan dari konsentrasi sulfur oksida yang berlebih di udara adalah terjadinya hujan asam. Dimana hujan asam ini terbentuk melalui beberapa tahap, yaitu : Pembentukan asam sulfit (H2SO3) di udara karena sulfur dioksidan bereaksi dengan air, selain itu sulfur dioksida juga dapat bereaksi dengan oksigen di udara membentuk gas SO3. Gas SO3 ini mudah sekali terlarut dalam air, dan ketika gas tersebut terlarut dalam air akan menyebabkan terbentuknya asam sulfat (H2SO4) yang jauh lebih berbahaya daripada SO2 dan H2SO3. Hujan yang banyak mengandung asam sulfat itulah yang disebut hujan asam. Asam sulfat merupakan asam kuat yang mempunyai pH lebih rendah dari 5, sehingga sifatnya akan sangat korosif terhadap logam dan sangat berbahaya bagi kesehatan.
Penyebaran sulfur dioksida di udara ini dipengaruhi oleh arah angin, kecepatan angin dan faktor-faktor meterorologi lainnya yang tergantung dari keadaan topografi dan geografi suatu wilayah. Kelembapan udara juga merupakan salah satu factor yang mempercepat terjadinya hujan asam oleh sulfur dioksida, semakin tinggi kelembapan maka uap air yang membawa asam sulfit akan semakin banyak sehingga proses presipitasi dari hujan asam juga akan semakin cepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarmu ditunggu ya.. :)